Hy guys!

WARNING

DON'T COPY all of the contents of mine, i HATE a copycat. But if y still wanna be a thief, dare to face ur own sin muthafuckas.

Minggu, 19 Februari 2012

Gangguan Disosiatif

Gangguan Disosiatif, merupakan salah satu gangguan yg cukup mengganggu alur kehidupan penderitanya.
Gangguan ini dapat membuat si penderita melupakan beberapa kejadian atau peristiwa yg ia alami sebelum adanya fase stres,
tentu saja hal itu membuat terhambatnya kehidupan org tsb.
Sebuah studi menunjukkan sekitar 7% orang-orang menderita Amnesia Disosiatif dan 2.4%nya depersonalisasi.


Bukan angka yg dapat dikatakan sedikit terlebih lagi jika memikirkan dampaknya.
Teori-teori perilaku menganggap gangguan disosiatif muncul dikarenakan individu tsb menginginkan pelarian sebab adanya kecemasan besar.
Lebih jauh akan diulas secara ringkas mengenai gangguan-gangguan disosiatif dan definisinya.

Pembahasan terkait dengan gangguan disosiatif kali ini dibagi menjadi 4, yaitu;
Amnesia Disosiatif, Fugue Disosiatif, Gangguan Identitas Disosiatif (dulunya dikenal sbg Gangguan Kepribadian Ganda), Gangguan Depersonalisasi.

Singkatnya, penderita Amnesia Disosiatif akan mengalami fase kehilangan memori setelah kejadian penuh stres yg ia alami.
Pada saat ia amnesia, ia tidak akan bisa mengingat kejadian atau peristiwa atau informasi penting, namun bukan berarti informasi tsb hilang permanen.
Fugue disosiatif terjadi setelah adanya stresor berat (semisal, perceraian, masalah pekerjaan, kekerasan, penolakan diri) sehingga penderita fugue disosiatif bisa saja membentuk identitas baru.
Dalam fugue disosiatif, amnesia yg diderita lebih berat, amnesia total tsb dikarenakan hilangnya memori yang teramat besar.
Gangguan Depersonalisasi sedikit berbeda dgn gangguan disosiatif lain karena tidak adanya gangguan memori yg diderita.
Gangguan depersonalisasi umumnya dimulai saat menginjak remaja, dipicu dengan adanya stres sehingga penderita mengalami kehilangan rasa terhadap diri mereka secara menyedihkan.
Gangguan depersonalisasi tergolong bertahan dalam waktu yg lama, si penderita akan merasakan pengalaman sensori yg sgt tidak biasa.
Gangguan Identitas Disosiatif (GID) merupakan gangguan dimana ssorg memiliki kepribadian (kondisi ego) berbeda kadang saling bertolakbelakang secara terpisah.
Eksistensi kepribadian tsb berada dalam jangka waktu yg lama dan mengganggu atau berpengaruh besar terhadap kehidupan yang dijalani penderita.

Abad ke-19 adalah saat dimana pertama kalinya GID ini muncul. Tidak ada angka prevalensi yg benar2 jelas mengenai GID.
GID sering disalah persepsikan sebagai skizofrenia karena sama-sama mempunyai simtom adanya halusinasi pendengaran, namun yg harus diingat adalah penderita GID tdk mempunyai masalah atau gangguan berpikir dan disorganisasi.
Ada 2teori mengenai GID, pertama GID diakibatkan adanya kekerasan yg dialami si penderita secara fisik maupun seksual diawali semenjak masa kanak-kanak. Kedua, GID adalah peran sosial yg dipelajari penderitanya.
Simtom-simtom GID pada umumnya adalah halusinasi, sakit kepala, self-defeating (melukai diri sendiri), fobia, disfungsi seksual.
Banyak ahli berpendapat GID berproses dalam alam bawah sadar sehingga terapinya pun berbasis pada psikoanalisis yg memfokuskan keabnormalitasan dipengaruhi besar dgn adanya alam bawah sadar.
Terapi GID menggunakan hipnotis untuk menghubungkan atau mempertemukan kepribadian yg satu dengan yg lainnya, terkadang ada kepribadian yg bahkan sama sekali tdk mengetahui kepribadian lainnya.
Terapi ini harus berdasarkan dengan empati dan dorongan kepada penderita serta pemberian pengertian kepada tiap kepribadian bahwa mereka semua adalah satu.

Sincerely,
sick-psycho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ramalan